Another Journey to be a better me

Menjadi Ibu dari anak usia menjelang 2 tahun itu makin complicated...(baru mau 2 tahun loh..belum kompleks2 amat tampaknya), tapi saya masih saja kewalahan..masih saja salah dan saya mau terus belajar, belajar mengenal diri dan mengenal anak.
Damar sudah tumbuh menjadi batita, beberapa tingkahnya yg terkesan sangat memaksakan kehendak, ya tentu terasah dari pola asuh saya yg mungkin kurang tepat :) nobody's perfect tough, but i keep learning...baca2, mendengar dan bercerita.

Di usia 19 bulan ini, Damar belum lancar berbicara, kalimat yg jelas hanya "Ayah" hihihi..kata lain kadang terdengar jelas seperti "satu", "apa ini", "mam", "enyak", "kereta" tp masih bubbling, so far tidak ada kesulitan untuk berkomunikasi, dia mengerti arahan yg diberikan, seperti ambil, buka/tutup pintu, ke kamar mandi, ketuk, masukkan, tidak boleh dll. :) is just a matter of time and more stimulation.

Kemarin kami bertemu psikolog anak yg bukunya sudah kami baca, seminar2nya sering kami dengar dan twit2nya sering berseliweran, yup, he is Om Toge, ketemu di Bogor karena kebetulan Oom Toge buka sesi private di Bogor, minggu kemarin.

Dengan melihat interaksi Damar, Oom Toge memberikan arahan dan komentar ttg Damar...dan 'jedar' moment banget buat saya...beberapa hal yg selama ini saya keluhkan, tidak lain tidak bukan, ya saya sendiri yang mebuat Damar begitu..hihihihihih (the best mirror in the world is our babies). beberapa problem nya saya bisa share disini (faktor ini tentu salah satu dan asumsi dari ahli saja dan saya tdk membuatnya jadi keputusan mutlak) :

1. Belum bicara-nya Damar
Sebagai orang tua (anak pertama pula),  mungkin saya membuat semua mudah untuk Damar, dalam artian..saya selalu bisa mengartikan apa yg Damar mau, atau at least selalu berusaha mengartikan keinginan Damar tanpa dia perlu susah2 mengutarakan dalam kata/bicara, misal, Damar cuma bilang 'uh..uh..eh..' sambil nunjuk gelas/piring diatas meja, saya langsung saja ambil dan beri..ga ada stimulasi lain, ya biar cepet gitu maksudnya..nah! kan...heheheheh

Saran : membuat anak punya kebutuhan mengatakan yg dia maksud, tidak terburu2 mengartikan, jadi dia akan berusaha ngomong kali ye..hehehehe ok, another home work!

Om Ge juga menyarankan olahraga yg membuat nafas anak lebih panjang, lari2 atau berenang, karena permasalahan bicara terkadang berhubungan dengan masalah pernafasan dan permasalahan mengunyah / suka kulum makanan. karena proses menghaluskan makanan ini butuh tenaga extra dan napas panjang. oke nak! mari berenang!

2. Ngempeng (nenen tapi tidak menghisap Asi)
saya berkeluh kalau damar suka ngempeng dan susah banget di "tidak" kan, karena ternyata saya memberi kesempatan Damar untuk 'memaksa/menjajah' saya dengan kemauannya, dan itu memang berawal dari saya. Hehehe..walaupun sudah baca buku tentang tehnik 'memilih' tp ternyata saya belum paham aplikasinya. saat Damar minta nen (dalam kondisi kenyang), berarti dia cuma mencari kenyamanan atau dia nganggur (kurang kegiatan), well another homework *lap kening*

Saran : Saat anak minta kempeng untuk cari nyaman (note bukan nen asi ya, kondisi sudah mpasi dan kenyang), maka beri anak pilihan atau sibukkan dengan aktivitas.
Semalam belajar untuk ini, satu persatu, karena saya pun ada kalanya sangat lelah, dan dengan memberi damar nen, semua masalah selesai, bisa istirahat bareng..walau sering saya merem duluan :D.

nah seharian ini, saya berniat melepaskan ketergantungan Damar yg suka pegang /kempeng PD yg gak dia nen (PD sebelahnya) hihih just like me when a was a todd :D. saat dia mulai coba masukkan tangan, saya kasih pilihan "kalau Damar masukkan tangan berarti nen nya stop ya", dia masih berusaha..karena ini hal baru yg ga sesuai kebiasaan dia, tetep berusaha dan memaksa, akhirnya nen saya stop, sepagian tantrum..dan karena saya merasa itu strategi dia, ya jadi acuhkan lahir bathin saja, tantrum hampir 1/2 jam...dan voila, dia tenang...makan sarapan yg disediakan, trus saya ajak ngobrol tentang kesepakatan nen tadi. :)
siang ini all those effort is fully paid! Oh God! cepet banget...siang ini dia bobo sambil nen (masih), tapi tangan uda ga masuk ke PD sebelah, masih mencoba sih..tp saya ingatkan kesepakatan, dan..voila..no drama :) Alhamdulillah.

Dan perlahan saya terus berusaha konsisten, saat dia minta nen dlm kondisi tdk lapar, dan akan membuat puting perih lecet, saya beri pilihan menu lain (tentu nen tidak dalam daftar menu yg ditawarkan), yg saya coba "Damar mau minum air putih atau jalan2 keluar" :) pilihan bisa berbagai hal yg mungkin...tentu pilihannya adl 'tidak enak vs tidak enak' buat anak, but he will learn :).

Nah pentingnya proses memberi pilihan ini mengajak anak belajar tidak memaksakan kehendak, karena dia diberi alternatif lain, diberi kesempatan untuk memutuskan/membuat keputusan. ih keren ya!!!! karena saya itu orang yg sulit sekali membuat keputusan, paling ujung2nya agak nekad/modal berani :p

pola nya yg perlu diulang :  Problem -> tindakan -> konsekuensi
kalau anak dirugikan, kita ga boleh lupa untuk beri kompensasi atas kerugian yg kita akibatkan...bahasanya teknis ya...saya aga susah emahami kalau ga pake contoh..thanks to suami yg senantiasa jadi translator..aku cinta kamu beb! ajari anak tentang konsekuensi, dalam batasan yg kita anggap aman.

pesan Oom Toge yg saya inget lagi adalah belajar " Menajamkan Rasa" (untuk ortu), olah rasa ini yg harus selalu di asah  terus...karena anak2 masih sangat menggunakan rasa, mereka belum banyak berfikir, mereka masih menggunakan rasa, dengan apa? kontemplasi / meditasi...ah how i love this word..manusia sudah dipenuhi hiruk pikuk dunia dan problemnya, kebanyakan mikir..ga diasah rasanya, jadi gak peka.

Jadi masih banyak pe er yg harus di kerjakan, masih banyak pengetahuan yg terus diasah..dan harus belajar lebih peka.

Love,
Ibu yg ingin terus belajar dan mampu peka.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

My parenting daily

Rasa dalam tiap asa

Dag Dig Dug Bahagia nya MPASI